Banyuwangi, Adijaya.web.id – Aktivis yang dikenal reseh dan Kontroversi, Raden Teguh Firmansyah melontarkan kritiknya terhadap pembangunan di era Bupati Ipuk Frestiandani. Ia menilai pembangunan pasar misalnya, tidak tepat sasaran dan hanya merugikan UMKM rakyat kecil.
“Itu pentingnya pemihakan, untuk siapa sebetulnya (pasar induk) dibangun. itu namanya volume pertumbuhan itu menyebabkan yang lain tertinggal, Bupati enggak punya perspektif itu. Padahal Bupati Ipuk Frestiandani datang dari PDIP yang seharusnya lebih peduli pada tukang bunga tabur di Banyuwangi daripada kuliner-kuliner besar yang ada di luar lingkup pasar relokasi, yang bisa dilewati jalan besar,” kata Raden, pada Kamis (23/5/2024).
Lebih lanjut, Raden mengatakan bahwa sudah seharusnya PDIP ‘menyentil’ Ipuk, karena pembangunannya yang berpihak pada kepentingan oligarki, bukan pada rakyat kecil.
“Kita lihat bagaimana konsistensi Ipuk Frestiandani dengan sifat PDIP yang sebetulnya harus menegur Ipuk dari awal. Dari awal kita sudah terangkan apa yang dimaksud dengan revolusi mental kalau akhirnya Ipuk pakai jalan pintas, yaitu mendengarkan kebutuhan konglomerat dan oligarki untuk investasi,” jelasnya.
“Jadi kalau kita bikin kalkulasi, Banyuwangi ini betul-betul enggak dituntun oleh satu paradigma Pancasilais, yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tukasnya.
Raden juga menjelaskan saat mendengar perbincangan pedagang oleh pengurus pasar induk, saat itu Raden berinisiatif untuk merekam percakapannya, dalam remakan tersebut pengurus pasar mengatakan kepada pedagang yang pro pada relokasi pasar induk, “bahwa untuk orang orang yang aksi demo penolakan, ada catatannya sendiri”. Apa maksud ucapan pengurus itu kepada pedagang yang pro kepada relokasi? Raden menafsirkan kalimat tersebut, bahwa ini yang namanya penjajah lokal.
“Inilah yang namanya penjajah lokal, dengan dia memberikan catatan tersendiri kepada pendemo penolakan pasar yang diucapi oleh yang pro relokasi pasar, jelas ini penjahat,”tegas Raden.